Manzoor Ahmed mendefinisikan pendidikan sebagai "suatu usaha yang dilakukan individu-individu dari masyarakat untuk mentransformasikan nilai-nilai, kebiasaan-kebiasaan, dan bentuk-bentuk ideal kehidupan mereka kepada generasi muda untuk membantu mereka dalam meneruskan aktivitas kehidupan secara efektif dan berhasil".
Sharif Khan mendefinisikan maksud dan tujuan pendikan Islam sebagai berikut:
a) Memberikan pengajaran Al-Qur’an sebagai langkah pertama pendidikan.
b) Menanamkan pengertian-pengertian berdasarkan pada ajaran-ajaran fundamental Islam yang terwujud dalam Al-Qur’an dan Sunnah dan bahwa ajaran-ajarar ini bersifat abadi.
c) Memberikan pengertian-pengertian dalam bentuk pengetahuan dan skill dengan pemahaman yang jelas bahwa hal-hal tersebut dapat berubah sesuai dengan Perubahan- Perubahan dalam masyarakat.
d) Menanamkam pemahaman bahwa ilmu pengetahuan tanpa basis Iman dan Islam adalah pendidikan yang tidak utuh dan pincang.
e) Menciptakan generasi muda yang memiliki kekuatan baik dalam keimanan maupun dalam ilmu pengetahuan.
f) Mengembangkan manusia Islami yang berkualitas tinggi yang diakui secara universal.
Pendekatan pendidikan Islam yang diajukan oleh kedua pakar pendidikan di atas tersimpul dalam First World Conference on Muslim Education yang diadakan di Makkah pada tahun 1997: "Tujuan daripada pendidikan (Islam) adalah menciptakan manusia "yang menyembah Allah" dalam arti yang sebenarnya, yang membangun struktur pribadinya sesuai dengan syariah Islam serta melaksanakan segenap aktivitas keseharian-nya sebagai wujud ketundukannya pada Tuhan. "Oleh karena itu, jelaslah bahwa yang dimaksud dengan pendidikan Islam disini bukanlah dalam arti pendidikan ilmu-ilmu agama Islam semata. Akan tetapi yang dimaksud dengan pendidikan Islam disini adalah menanamkan nilai-nilai fundamental Islam kepada setiap Muslim, terlepas dari disiplin ilmu apapun yang akan dikaji. Sehingga diharapkan akan bermunculan "anak-anak muda enerjik yang cerdik pandai. Berdasarkan kerangka nilai-nilai pendidikan Islam itu,
kita mencoba berdialog dengan realitas sistem pendidikan, beserta seluruh unsur yang melekat pada pesantren, sebagaimana yang dengan detil dijabarkan diatas. Sampai batas-batas tertentu, pesantren telah berperan besar mengenalkan, menyebarkan dan mempertahankan Islam (dan nilai-nilai kemanusiaan) di Indonesia. Pola pendidikannya yang amat menekankan fleksibilitas memberi nilai-nilai positif pada pesantren untuk tetap eksis menghadapi perubahan zaman.Pendidikan pesantren muncul dan berkembang sesuai kebutuhan masyarakat sekitar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar