Berawal dari rasa keprihatinan bersama putera-putera terbaik bangsa yang tergabung dalam sebuah wadah organisasi kemasyarakatan dengan nama Paguyuban Pratidina yaitu sebuah perkumpulan Alumni AKABRI Polisi angkatan tahun 1973 yang didirikan sejak tahun 2008, akan carut marutnya keadaan sosial masyarakat di Indonesia serta ketidak jelasnya orientasi dunia pendidikan di Indonesia telah membangkitkan semangat di sanubari para Alumni “angkatan 73” untuk tidak saja ikut andil bagian tetapi lebih dari itu secara langsung berperan serta secara aktif dalam usaha mencerdaskan kehidupan bangsa bagi seluruh masyarakat Indonesia sebagai wujud pengababdian diri bagi Ibu Pertiwi.
Dalam pandangan para putera terbaik bangsa tersebut, keterpurukan bangsa dalam berbagai aspek kehidupannya tidak terlepas dari ketertinggalan dunia pendidkan anak bangsa baik secara kuantitas maupun kualitas. Terlebih jika hal tersebut dikaitkan dengan wajah dunia pendidikan Islam di Indonesia yang notabene 80 % lebih penduduknya beragama Islam sungguh sangat memiriskan hati. Fakta di lapangan menunjukan besarnya kuantitas tidaklah serta merta menjamin adanya kualitas, justru sebaliknya Negara muslim terbesar di dunia ini terlihat kumuh, miskin dan tertinggal. Jelas hal demikian tidak dapat dibiarkan jika tidak ingin bangsa ini menjadi bangsa yang tergilas dan tertindas dalam percaturan global dunia di masa yang akan datang.
Atas dasar itulah muncul sebuah gagasan dari salah satu Alumni Angkatan tahun 73 sekaligus sebagai ketua paguyuban Pratidina, yaitu Bapak Irjen Pol (Pur) Drs. H. Adang Firman untuk mendirikan sebuah lembaga pendidikan Islam yang berkualitas berbasiskan IPTEK dan IMTAQ secara seimbang guna mencetak kader-kader bangsa yang tidak saja berilmu dan berwawasan luas tapi juga memiliki tanggung jawab moral terhadap keilmuannya serta dapat menjadi agen perubahan di masyarakat kelak menuju ke arah kehidupan berbangsa yang lebih maju dan kompetitif baik di tingkat nasional maupun internasional. Jauh dari kesan kumuh, tertinggal, inklusif dan konservatif.
Bak gayung bersambut ide tersebut mendapatkan respon positif dari beberapa rekan alumni lainnya. Tidak lama setelah itu direncanakanlah pembangunan sebuah Lembaga Pendidikan secara swadaya oleh beberapa anggota paguyuban bertempat di daerah Parungkuda 30 Km arah barat dari kota Sukabumi, tepatnya di Desa Bojonggenteng Kecamatan Bojonggenteng Parungkuda Kabupaten Sukabumi. Sekolah ini dibangun diatas areal tanah seluas kurang lebih 16 Ha dengan jumlah area yang telah ditempati bangunan saat ini berkisar 5 Ha selebihnya berbentuk perkebunan. Adapun alasan pemilihan daerah yang memang agak terpencil dan secara umum masih berupa perkampungan dan perbukitan tersebut adalah selain suasana alam yang masih alami sehingga sangat kondusif untuk mendukung berlangsungnya proses belajar dan mengajar juga dapat dijadikan sebagai labolatorium hidup untuk pembelajaran secara langsung bagi peserta didik. Disamping juga tidak dapat dipungkiri bahwa kehadiran sebuah Lembaga Pendidikan yang berkualitas dan bernilai tinggi di tengah-tengah masyarakat pedalaman bak oase di tengah padang pasir yang akan memberikan harapan dan kemajuan taraf ekonomi bagi kehidupan masyarakat sekitarnya. Hal demikian merupakan wujud orientasi kemasyarakatan Lembaga.
Sesuai tujuan awalnya Lembaga pendidikan ini diberi nama LP 3 Ar-Rahman sebagai singkatan dari Lembaga Pendidikan Pondok Pesantren Ar-Rahman. LP 3 Ar-RAhman secara resmi menjalankan program pendidikannya pada tanggal 20 Juli 2009 Dan salah satu unit pendidikan yang tengah berjalan saat ini adalah SMA Unggulan Berasrama Ar-Rahman, telah direncanakan pula untuk membuka program pendidikan baru di tahun ajaran 2010-2011 yaitu berupa program pendidikan SMP Unggulan Berasrama Ar-Rahman.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar